Text Islami

Sudahkan Anda Memikirkan & Mempersiapkan Kematian Anda ?

Muslim wajib menjaga lima perkara:

Agama, Akal, Kehormatan, Harta dan Jiwa

Percaya Hanya Pada Analisa Anda ... USAHA maksimal, SABAR dan DISIPLIN... lalu serahkan hasilnya pada Allah subhanahu wa ta'ala...

Saturday, January 31, 2009

JKSE HSI DJI _ 30 Jan 209











































Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Friday, January 30, 2009

Steps to Make Portofolio at Yahoo Finance

Mungkin Anda sudah membuat portofolio... jadi anggap saja ini refreshment.

















Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Thursday, January 29, 2009

AFL Reva

Sengaja jawaban ini saya post di sini, dengan harapan yang bertanya tentang AFL Reva bisa mengerti, memaklumi dan mengambil pelajaran darinya.

================================================

PERTANYAAN:

2009/1/29 chynthia julianthy

Salam kenal Mas Eco,

saya salah satu penggemar dan pemerhati postingan Mas Eco.
saya tertarik dan banyak belajar dari postingan Anda terutama mengenai afl Amibroker.
Mas Eco ,saya ingin bertanya mengenai AFL Reva hasil oprekan Mas Eco dari n Bar reversal itu untuk sinyal upside (sinyal buy) dan sinyal downsidenya (sinyal sell) menggunakan patokannya apa ya ?
kalau boleh mohon dishare dong AFL-nya.
terimakasih.

Regards.

johnny- Bogor

========================

JAWABAN:

Salam kenal juga,

Sebagai pemakai AB, saya senang sampean mau belajar... karena itu yang saya harapkan dari sharing pengalaman saya belajar, khususnya AFL, sehingga suatu saat semua pemakai AB melek AFL dan bisa bikin AFL sendiri yang cocok dengan dirinya.

Sekali lagi saya ulangi bahwa saya bukan ahli AFL tapi cuma senang ngoprek AFL.

Dari kesenangan itu dan belajar/kerja keras maka tanpa sengaja saya membuat AFL sendiri yg saya kasih nama anak terakhir saya Refa / Reva dan saya dedikasikan untuk blog Saham Pilihan Ku, jadi sulit untuk dishare saat ini. Meskip belum ada satupun indikator di dunia ini yang bisa 100% benar, tapi saya cukup senang dengan Reva dan masih mempelajari sinyalnya.

Saat ini saya cuma bisa sharing bahwa AFL Reva dibuat dari gabungan antara n Bar Reversal (dari AB AFL Library)+AFL Klinger Oscillator (dari milis Junior Trader atau Detik Forum ttg volume). Sharing itu pun untuk mendorong minat pemakai AB untuk belajar dan membuat AFL sendiri sesuai stylenya.

Saya bisa tambahkan lagi bahwa sinyal buy muncul jika minimal 3 Bar nilainya rata-rata naik dan (mungkin) atas dorongan volume, demikian sebaliknya untuk sinyal Sell. Saya katakan mungkin, karena kalau sudah pake sinyal Reva maka saya tidak perhatikan volume lagi. Satu lagi kesenangan saya thdp Bollinger Band dengan menambahkannya menjadi pembatas atas dan bawah setiap indikator/oscillator yang saya pakai, dan pengamatan saya selama ini menunjukkan jika indikator/oscillator keluar dari batas atas atau bawah maka indikasi bahwa harga akan reversal seperti contoh pada chart DJI terlampir. Tampak dari chart DJI bahwa sinyal Reva masih banyak noise nya.













FYI, bahwa sudah ada pengunjung blog yang rajin belajar dan berhasil bikin AFL mirip Reva, meskipun dia buatnya pakai indikator Ehlers Fisher Transform (AFL EFT ini pernah saya post di sini).

Demikian sekilas info, mudah-mudahan tambah rajin belajarnya.

Semoga bermanfaat... (jawaban atas pertanyaan ini juga dipost di blog).

===============================

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Tuesday, January 27, 2009

Trading Plan

The Format of Your Trading Plan

Again - to draw on the business plan analogy - just as a there is a standard format for designing any business plan, there is also a format for designing a trading plan. In fact, there are three major components within any trading plan: entry, exits and money management rules. In the chapters that follow, we will go into these in more detail and you will work through a process to design each component. Here is a quick summary:

1. Tested Entry Rules


Entry rules are a precise set of rules that a tradable instrument must pass before you enter a trade. Entry rules should be simple, direct, and leave no room for human judgment.

2. Strict Money Management Rules


Perhaps the most important and least addressed aspect of trading is the ability to manage risk. A profitable trader is one who has the ability to manage the risks associated with trading. This is achieved with strict money management rules.

3. Tested Exits Rules


Entering a stock is all to no avail (ES: help/service) if you do not know when to exit your position. Having a set of rules that define your exit is equally important as a set that defines your entry.

Although simple in their explanation, these three components can together and will have an enormous effect your trading. The advantages of utilising a trading system are numerous; most market participants agree that their greatest benefit is the tempering of destructive emotions, considered the enemy of all successful traders, and removing it from the decision making process.

Ini semua kata David Jenyns... bukan saya lo... katanya lagi: The key is consistency and discipline. Buat apa ada trading systems yang jumlahnya banyak kalau tidak pernah dilaksanakan secara konsisten dan disiplin? Jadi cari yang cocok dengan Anda dan yang simple aja, dan laksanakan dalam trading mu,katanya.

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Monday, January 26, 2009

IHSG sampai 2008 dan Saham Pilihan 2009_ Summary Dalam Gambar



























Gambar-gambar di atas diambil dari Tabloid Kontan Monthly Edisi Dec 2008 - Jan 2009, dan dari tulisan dunkz.


Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Sunday, January 25, 2009

IHSG dalam Statistik

Maaf kalau sudah baca. Artikel ini bagus dan bermanfaat untuk trader maupun investor. Sebagai pelaku di pasar modal, tentu analisa ini bisa menjadi pegangan. Dengan mengetahui data hari, bulan, berapa hari berturut-turut kenaikan/penurunan serta kaitan pemilu dgn gerakan IHSG, tentu akan meningkatkan kewaspadaan, serta dapat mengetahui waktu trading/invest yang baik berdasarkan statistik.

=============================

Mon, 01/05/2009 - 09:30 — dunkz


Terdapat sekumpulan teori yang menyatakan bahwa ada suatu hari, bulan, atau waktu tertentu di mana pergerakan indeks mengalami anomali. Oleh karenanya berdasarkan teori-teori tersebut kita bisa mengetahui kapan waktu yang bagus atau jelek untuk berinvestasi. Teori-teori tersebut biasanya disebut dengan efek kalender. Teori-teori yang sudah umum didengar antara lain adalah monday effect, january effect, october effect, dan beberapa teori lainnya. Apakah teori-teori tersebut benar? Yah, namanya juga teori, bisa benar bisa juga tidak. Terkadang malah terdengar seperti mitos.


Walaupun begitu, mungkin ada rasa penasaran yang timbul dalam hati kita untuk membuktikan kebenaran teori-teori tersebut. Saya akan mencoba membeberkan bagaimana perilaku IHSG pada waktu-waktu tertentu. Saya tidak akan mengikuti teori yang ada. Saya hanya akan mencoba memaparkan data dan Anda bisa menyimpulkan sendiri bagaimana hasilnya.


1. Bagaimana perilaku harian IHSG (Senin - Jumat)?

Mitos yang beredar selama ini adalah jangan trading di hari Jumat karena banyak trader yang menjual sahamnya. Hari Jumat yang merupakan hari perdagangan terakhir mengandung risiko yang besar karena pada hari Sabtu Minggu kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa terjadi. Benarkah?

Dengan mengolah data harian IHSG dari tahun 1984 sampai dengan 2008 (Desember) ternyata hasilnya adalah sbb:


Tidak seperti mitos yang ada, pada hari Jumat IHSG justru mengalami kenaikan rata-rata tertinggi sebesar 0.13%. Rata-rata perubahan harian IHSG adalah 0.06%. Artinya pada hari Jumat secara statistik kenaikannya rata-rata adalah lebih dari dua kali lipat dari hari-hari lainnya. Sementara hari Senin dan Selasa cenderung sideways dengan rata-rata perubahan 0.01% dan -0.02%. Hmm, interesting…


2. Dalam setahun, kapankah IHSG memiliki kinerja terbaik?

Jika Anda bukan day trader, mungkin akan lebih menyukai grafik di bawah ini. Saya mengolah data bulanan IHSG sehingga kita dapat mengetahui perubahan bulanan rata-ratanya. Mitos yang beredar selama ini adalah adanya Santa Claus Rally di bulan Desember dan kenaikan yang cukup tinggi di bulan Januari (January Effect). Sementara itu, bulan Oktober cenderung dihindari karena beberapa kali crash terjadi di bulan Oktober. Paling tidak, Dow Jones Industrial Average (DJIA) dua kali mengalami crash yang menyakitkan di bulan Oktober, yaitu pada tahun 1929 (Great Depression) dan pada tahun 1987 (Crash of 1987). Itu kejadian di AS. Bagaimana dengan di Indonesia?

Untuk kali ini hasilnya ternyata cukup sesuai dengan mitos yang ada. Pada bulan Desember, kenaikan rata-rata IHSG adalah 4.62%, jauh di atas kenaikan rata-rata bulanan sebesar 1.05% (lebih dari empat kali lipat). Terlebih lagi, kenaikan rata-rata IHSG pada bulan Desember adalah kenaikan bulanan tertinggi sepanjang tahun. Peringkat kedua adalah kenaikan rata-rata pada bulan Januari yaitu sebesar 3.79%. Paling tidak dari tahun 1989 sampai dengan 2008, mitos mengenai Santa Claus Rally dan January Effect masih benar Lalu bagaimana dengan October Effect? Walaupun memang benar pada bulan Oktober, IHSG rata-rata menurun sebesar -1.2% namun rata-rata penurunan terbesar adalah pada bulan September sebesar -2.68% dan bulan Agustus sebesar -1.57%. Dari grafik sepintas agak horor juga market pada bulan Agustus sampai dengan Oktober. Sekali lagi, itu hanyalah statistik, tidak bisa dijadikan pegangan mati.


3. Berapa harikah IHSG naik/turun secara berturut-turut dan kemudian berubah arah?

Ada hal lain yang menarik untuk diketahui terutama oleh para swing trader. Berapa harikah IHSG akan naik/turun secara berturut-turut dan kemudian berubah arah? Ada yang mengatakan 4 hari, 5 hari dan lain-lain. Mungkin kita melihat faktanya saja Saya menggunakan data harian IHSG dari tahun 1984 sampai dengan 2008.

Seperti yang sudah diduga. Tidak selamanya para bulls akan menang dan tidak selamanya para bear akan mendominasi. Kenaikan IHSG selama 5 hari berturut-turut selama kurun waktu hampir 25 tahun terakhir hanya terjadi sebanyak 59 kali. Setelahnya, kekuatannya melemah dan menyerah pada bears pada hari berikutnya. Namun pernah juga IHSG naik selama 17 hari berturut-turut (wow!!!). Pernah terjadi sebanyak dua kali malahan. Kejadian pertama adalah pada kurun waktu dari tanggal 7 September 1987 s.d 29 September 1987. Sayangnya selama 17 hari tersebut total kenaikannya hanyalah 3.35%. Kejadian kedua adalah pada tanggal 26 Oktober 1993 s.d 18 November 1993. Kali ini kenaikannya lumayan besar yaitu sebesar 15.2%.

Seperti halnya kenaikannya, IHSG akan berpeluang besar menguat setelah 5 hari mengalami penurunan. IHSG mengalami penurunan selama 5 hari secara berturut-turut hanya terjadi sebanyak 57 kali. Penurunan secara berturut-turut yang terlama adalah 15 hari yang terjadi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1990 dan 1994.

Yah, itu semua hanyalah statistik. Belum tentu ke depannya akan terjadi hal yang sama.

4. Bagaimana IHSG ‘berdansa’ selama Pemilu?

Nah, ini dia yang menarik. Karena sebentar lagi Pemilu akan tiba, seru juga kalau kita mengutak-atik kemungkinan pergerakan IHSG. Banyak investor yang cukup ketar-ketir menghadapi Pemilu kali ini.

Coba kita ambil data setahun sebelum sampai dengan setahun sesudah Pemilu. Saya ambil hanya dua kali Pemilu karena diadakan pada era Reformasi.

PEMILU 1999

Ternyata pada tahun 1999, market hanya sebentar saja merespons positif hasil Pemilu. Setelahnya, IHSG terus merosot sampai dengan akhir tahun 2000. Yang menarik, mulai dari bulan Oktober 1998, IHSG cenderung mengalami kenaikan sampai dengan menjelang Pemilu. Hal ini menandakan adanya harapan yang besar terhadap hasil Pemilu pertama di era Reformasi ini. Ternyata hasil Pemilu ditanggapi dengan dingin oleh market yang menurun setelahnya.


PEMILU 2004


Pemilu tahun 2004 merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia karena untuk pertama kalinya kita dapat memilih Presiden secara langsung.

Dari grafik terlihat bahwa kenaikan yang terjadi dari awal tahun 2003 dan sempat terhenti selama masa-masa Pemilu berlanjut lagi sampai dengan akhir tahun 2005. Periode tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2007 sendiri akhirnya menjadi bubble terbesar sepanjang sejarah IHSG. Tentu saja bukan hanya Pemilu yang mempengaruhi pergerakan IHSG namun tidak ada salahnya kita berjaga-jaga kan

Bagaimana dengan Pemilu 2009? Kita hanya bisa wait and see saja. Semoga hasilnya bagus

Berdasarkan data dan grafik yang saya berikan paling tidak kita bisa melihat bagaimana perilaku IHSG pada masa-masa tertentu. Yang harus diingat, tidak ada hal yang pasti.

Yesterday is history, tomorrow is mistery, today is a gift. That’s why we call it ‘present’ (pasti udah tau saya ambil dari mana hehehe).

Disclaimer is on

This article is also posted at: http://parahita.wordpress.com/2008/12/27/ihsg-dalam-statistik/


Sumber: http://portalreksadana.com/node/355



Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Belajar AFL Identifikasi Candlestick dan AFL Reva

Banyak yang menanyakan melalui japri tentang AFL Identifikasi Candlestick (Pola Candlestick) yang bisa dipakai multi time frame dan AFL Reva.

Dalam kesempatan ini saya coba sampaikan hal di bawah ini, selanjutnya terserah Anda mau mencari dan mengopreknya atau tidak. Kalau Anda tidak mengerti tentang AFL, bisa dibaca dan dipelajari di menu help Amibroker atau materi kursus AFL yang sudah diikuti.

Kedua AFL itu bisa didapatkan dari AFL Library. Candlestick Identification berasal dari AFL Candlestick Commentary yang sudah dioprek menjadi Lilin Warna Warni. Jadi AFL ini bisa dipasang di Guru Chart Commentary (tanpa oprek, tinggal copy paste, caranya jangan tanya saya tapi tanya menu help Amibroker) atau bisa juga ditampilkan keterangannya di chart (perlu oprek) seperti contoh di bawah ini.















AFL Reva adalah hasil oprekan saya (tanpa sengaja, inilah salah satu untungnya ngoprek) dari AFL n Bar Reversal (dari AFL Library) dan AFL Klinger Oscillator (dari milis Junior_Trader/detik forum ttg volume).

Terus terang sampai sekarang saya masih belajar apa guna AFL Reva ini. Dari chart terlihat fungsinya hampir sama dgn Stochastic KD ataupun Ehlers Fisher Transform (pernah dipost di blog ini). Sementara ini Reva baru dipakai untuk trend dan reversal. Garis merah di atas dan biru di bawah berasal dari Bollinger Band sebagai warning kalau Reva keluar maka sudah dekat waktu reversal. Contoh seperti chart di bawah ini.















Kira-kira itu yang dapat saya sampaikan tentang AFL Identifikasi Candlestick dan Reva. Terserah Anda mau belajar dan berkunjung ke AFL Library dan mengoprek AFL nya atau tidak. Jika perlu ikut kursus AFL sekalian, biar tambah canggih.

Memang tidak ada AFL yang sempurna, dan mudah-mudahan dengan ini Anda terpacu untuk belajar AFL dan membuat sendiri sesuai kebutuhan. Saya bukan ahli AFL, cuma senang ngoprek AFL. Jadi kalau ditanya tentang suatu AFL, saya hanya bisa menjelaskannya seperti di atas.

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Friday, January 23, 2009

Volume Analisis

Dengan membaca artikel ini, semoga analisis kita tentang volume menjadi lebih baik. Artikel ini memang untuk future trading, tapi juga bisa diaplikasikan ke Saham.

==================================================

Kira McCaffrey Brecht explains how volume analysis can assist in trading.
www.TraderPlanet.com

By Kira McCaffrey Brecht , Senior Editor, SFO Magazine

Many technical traders will tell you that price is king. After all many technical indicators are simply price massaged, oiled and spit out into a blue or red line at the bottom of one's chart. But, volume is a completely different animal. While you'd have to travel far and wide before you'd likely find a trader who would say that volume readings are more important than price, it is a useful tool to measure the amount of action and psychology of the market players.

In the futures arena, volume measures how many corn contracts or S&P E-mini's changed hands that session. For those who are trading on an intraday basis, 5-minute volume bars can be found, or for traders more comfortable with a longer-term view, weekly or monthly volume data can be called up just as easily.

Why Does Volume Matter?

Remember back to high school physics. Newton's first law of motion reflects the concept underlying volume analysis in the futures markets. Newton's first law says that an object in motion will stay in motion unless acted upon by an unbalanced force.

Think of volume as the fuel behind a market move. Is the gas tank full and providing powerful momentum for that Porsche speeding down the Autobahn? Or is the gas tank nearing empty, which means the engine is likely sputtering, and the old junker is slowing and limping toward the shoulder of the road? For a trader who is looking to put on a stock or futures trade, from the long side, knowing how much gas is likely left in the tank is an important variable. After all, how many smart drivers set off for a long trip, with only a gallon of gas left in the tank?

Rules of Thumb

Generally, volume is used to confirm price action. For example, if price breaks out of a consolidation to the upside, or downside, a pick-up in volume can be a "confirming" indicator. One of the basic rules of thumb for traditional volume analysis is that a healthy uptrend would see expanding volume on up days and contracting volume on down days. Just the opposite would be true for a downtrend. Waning volume during an uptrend could be a red warning flag. Or another subtlety to be on the lookout for is when one identifies heavy volume in an uptrend, but no price progress. The idea is that an unusual change in volume pattern could signify a possible reversal. Bull markets tend to have bigger volume, while bear markets tend to have lighter volume. For traders who may have missed an entry opportunity on a breakout, if a stock posts a retreat on declining volume that may offer a second entry opportunity for a trend move.

Blow-off and Climax

Now, for the exciting stuff: blow-offs and climaxes. No, this doesn't refer to some exotic dating ritual; instead blow-offs tend to occur at major market peaks, while climaxes emerge at market bottoms. These terms simply reflect a huge amount of volume, which emerges late in a market rally (or decline), with a sudden peak. Prices then abruptly reverse.

Confirm Pattern Breakouts

Another usage of volume analysis is to incorporate volume readings along with pattern breakouts. For those schooled in traditional pattern analysis, volume can be a helpful confirming indicator for double bottom or top, flag, triangle or any type of pattern breakout. How does it work?

Combining a price breakout with a volume confirmation simply helps a trader to see if there is conviction behind that a pattern breakout. Let's say that corn futures have been in a downtrend. But, as markets don't ever simply go straight up or down, the bear trend takes a pause and prices consolidate for several weeks and a continuation triangle develops on the daily chart. Then one day, traders wake up and corn breaks out to the downside of that triangle, blasting below the lower triangle line at the final bell. On that day, traders could look for a high volume day, a large and long volume bar, relative to the recent sessions. A high volume day would be viewed as "confirmation" to the downside breakout of that pattern.

On Balance Volume

There are a variety of tools and ratios based on volume, but one of the early volume indicators is known as on-balance volume (OBV), developed by Joe Granville in the early 1960's. This tool can help traders avoid the subjective nature of "eyeballing" those volume bars streaming across the bottom of the chart. The OBV indicator turns the volume data into a line graph, which can be displayed across the bottom of one's chart. Traders can actually draw trendlines on the OBV indicator, just like a price chart. When the OBV turns and breaks that trendline it can signal a potential turning point in price. Also, it can be used like an oscillator to help pinpoint divergences between price highs and volume peaks or price lows and volume troughs. In a bull move, OBV should be moving up.

The calculation behind OBV is simple. The total volume for a session is given a plus or minus value, depending on whether prices closed higher or lower that day. A higher close would result in the volume to be counted as a "plus," while a lower close would result in a "minus" value. Thus, a running total is achieved by simply adding or subtracting volume depending on direction of the market close.

Add Open Interest to the Mix

Traditionally, some futures markets technical analysts have combined volume with the study of open interest, which simply refers to the number of outstanding contracts still open at the end of the trading day in the futures markets. With the advent of 24-hour markets and the rise in popularity of foreign exchange trading among individual traders, the study of open interest appears to have waned. But, for those wanting to understand the basic rules of thumb they still apply.

Traditional Open Interest and Volume Guidelines:

• If prices are rising and volume and open interest are increasing, that represents a strong market;

• If prices are rising, while volume and open interest falls, that reveals a weakening market;

• If prices are falling, while volume and open interest increase, that represents a weak market;

• If prices are falling, while volume and open interest are falling, that represents a strong market.

Timing is Everything

Typically, trading in the stock market (and the futures on the major stock indices) sees the heaviest volume during the first hour and a half of the day and then the last hour and a half of the day. Traders can use this generality to help them in their intraday trading. Often times, major institutional players will execute large portions of orders in the morning, and then wait for heavy volume and renewed trending action late in the day to finish orders.

This can be useful and helpful information for those are trading very short-term on an intraday basis. There may be another opportunity during the second late day wave of action. Otherwise a trader who bought say the S&P E-mini early in the day and saw some profits in that trade, may slowly watch that profit erode during the lunch-time doldrums, as prices simply tick slowly lower. For those who get spooked on pullbacks or don't have the patience to wait for the afternoon move, it may be wise to simply book the profits early on.

Closing Thoughts

One day of volume can't be viewed in a vacuum. Volume analysis is most useful when compared to previous sessions. Some like to say volume is simply a reflection of supply and demand. A high volume day simply reflects more demand in the marketplace. But, overall, traders and analysts note that volume should be used as a confirming indicator. Most still agree that price remains the most important factor to consider while trading. Volume may offer up warning signals, red flags or generate trading ideas. But, use it as a supplementary tool. If you've haven't incorporated volume readings or analysis into your trading, it may be worth exploring.


Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Thursday, January 22, 2009

Sinyal Beli Pada UNVR_21 Jan 2009












UNVR lebih dikenal sebagai defensive stock, kemaren menunjukkan sinyal Buy. Dari chart juga terlihat belum keluar dari Bollinger Band Atas, jadi kemungkinan naik masih ada.

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Support and Resistance

Support and Resistance - All-Important Levels on Charts You MUST Identify!
by Jim Wyckoff

In this educational feature, I'm going to tackle an issue about which several readers have inquired: How to determine support and resistance areas on the charts.

My favorite method (and I believe this the most accurate method) of determining support and resistance levels is to look at a bar chart and its past price history and then see at what price levels the highs, lows and closes seem to be touching the most. This method of determining support and resistance levels works on any bar chart timeframe--hourly, daily, weekly or monthly. Many times a bunch of highs or lows will be concentrated in a small price area, but not at one specific price. If that's the case, I will determine that area to be a support or resistance "zone." The one thing I will point out with determining support and resistance zones is that you don't want your zone to be so wide that it's virtually useless from a trading standpoint.

Major price tops and bottoms in markets are also major resistance and support levels. Unfilled price gaps on charts also qualify as very good support and resistance levels. Trendline support and resistance is also very useful to the trader. Projecting these trendlines to determine future support and resistance areas is extremely effective.

It's important to note that when a key support level or zone is penetrated on the downside, that level or zone will likely become key resistance.

Likewise, a key resistance level or zone that is penetrated on the upside will then likely become a key support level or zone.

Another way to discover support or resistance areas is by looking at "retracements" of a significant price move--price moves that are counter to an existing price trend. These moves are also called "corrections." For example, let's say a market is in a solid uptrend. That uptrend began at the 100 price level and prices rallied to 200. But then prices backed off to 150, only to then turn around and continue to rally higher. This would be considered a 50% retracement of the move from 100 to 200. The 150 level proved to be solid support. In other words, the 50% retracement level proved to be a solid support level because prices dropped by 50% and then moved back higher. The same holds true for downtrends and "corrections" to the upside.

There are a few retracement percentages that work well at determining support and resistance levels. They are as follows: 33%, 50% and 67%. There are also two other numbers called Fibonacci numbers. (Fibonacci was a mathematician.) Those numbers are 38% and 62%. So, these five numbers are the best at determining retracement support and resistance levels. Most of the better trading software packages have these five percentages calculated in a tool, so that all you have to do, for example, is click your mouse at the beginning of the price trend and then at a high, and the percentage retracements are laid out right on a price chart.

Still another way that support and resistance levels can be identified is through geometric angles from a certain key price point. W.D. Gann, a legendary stock and commodity trader who died in 1955, is the most noted proponent of this method. He also used the same five numbers mentioned above to calculate his angles. Again, the better trading software will provide "Gann fans" to plot the angles on the charts.

Finally, support and resistance levels for markets can be determined by "psychological" price levels. These are usually round numbers that are very significant in a market. For example, in crude oil, a psychological price level would be $20 per barrel, or $25, or $30. In soybeans, a price of $5.00 or $6.00 or $4.00 would be a psychological level. In cotton, 50 cents would qualify. Silver would be $5.00.

There are other methods traders use to determine support and resistance levels, but those mentioned above are the most popular.



Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Wednesday, January 21, 2009

Beberapa Istilah Dalam Trading

Kalau bisa saya tidak akan mendekati Margin. Trading sesuai kemampuan dana/modal, kalau pinjam bisa gawat tradingnya... bisa gak konsentrasi/fokus. Tapi... semua terserah, Anda yang memutuskan Anda yang menjalani Anda yang menanggung akibatnya.

Trading Lingo: Definitions for the Less-Experienced Trader
by: Jim Wyckoff


Trading futures and stocks involves the use of some of the more arcane terms found in any field of endeavor. Those less-experienced traders who are trying to break into an already-difficult business are many times even more frustrated by “phraseology” they do not understand and which seems to make no sense at all. I wish you could have seen the look on my wife’s face when she overheard a telephone conversation in which I told a customer we were seeing a “dead­cat bounce” in a market! When I broke into this fascinating business about 20 years ago, I worked right on the trading floors of the Chicago Mercantile Exchange and the Chicago Board of Trade. As a “cub reporter” I, too, heard trading terms that I did not understand. And I was even a bit afraid to ask those veteran floor traders what some terms meant—for fear of being embarrassed. But after a short time, I realized the only way I was going to learn was to ask. I always tell my readers there are no “dumb” questions. Every single trader that has ever executed a trade had to start out as a rookie who also did not know the “lingo” of the trade. (Some veterans do have a hard time remembering that they, too, were once inexperienced traders.)

Below are some of the more widely used trading terms and their explanations. If you have any questions about other terms I do not address in this feature, just drop me an email at jim@jimwyckoff.com and I’ll do my best to answer your question.

“Dead-Cat Bounce.”

The general theme of this trading adage, which many feel has now become “politically incorrect,” is that many times a market will experience a modest rally (a bounce) from depressed price levels. But most of this price rise is due to short covering (see definition below) or weak long positions getting back into a market that very likely has little or no upside power on the horizon.

“The trend is your friend.”

This simple sentence is a very powerful one and is important for most traders. If you trade with the market’s trend, your odds for success are higher than if you trade against the trend. Most successful traders employ some type of trend-following trading strategy.

“Buy the rumor, sell the fact.”

This is a frequently occurring phenomenon whereby a market will make a corresponding price move in anticipation of an expected result of a fundamental event. And then when the event does actually occur and the result was as expected by traders, the market price will move in the opposite direction. For example, if grain traders expect a bullish USDA report, the market will rally in the days before the report’s release—but then actually sell off once the actual bullish USDA figures are released. Traders were “buying the rumor and selling the fact.”


“Bulls make money and bears make money, but pigs get slaughtered.”

In other words, don’t be a greedy trader. Don’t try to take too much profit out of a market too fast. The two biggest and potentially most damaging human emotions in trading are “fear” and “greed.”

“Cut your losses short.”

This trading maxim is even more important than, “The trend is your friend.” Traders must limit their losses on their more numerous losing trades by using strict money-management and by employing buy and sell stops.

“Markets ‘discount’ events.”

This phrase is similar to the “buy the rumor, sell the fact” phrase. Markets will many times “factor in” or discount events before they occur. For example, the last major U.S. Corn Belt drought was in 1988. The growing seasons for soybeans and corn end in late-summer to early fall. However, corn and soybean futures prices topped out in June of 1988. Traders had factored in the damage to the crops well before most of the damage had actually occurred.

“Never meet a margin call.”

In other words, traders should never let a trade become so much “under water” that a margin call from the broker is initiated. “Cut your losses short.”

“Short-covering.”

This is a phenomenon whereby traders who have established short positions decide to exit the market—either to take profits or because their trading positions have moved too far “under water.” Many times, short covering will occur after a market has been in a sustained downtrend without much upside movement recently.

“Long liquidation.”

This occurs when traders decide to “ring the cash register” and take profits from long positions—or in which weaker longs exit the market when it appears to be showing weakness. Long liquidation usually occurs when a market has been in a sustained uptrend and many bulls decide to bail out—knowing the market is vulnerable to a downside correction.

Consolidation: Also known as “sideways trading.”

Many times a market that has undergone a sustained trend will “pause” to catch its breath or move into a consolidation phase. This means price action on the charts turns more sideways and choppy.

A price “breakout.”

This occurs when prices move solidly above or below a “congestion area” (or a sideways trading area) on the bar chart. Many trend traders like to trade price breakouts.

“Basing” action.

This is extended sideways trading at recent historic lower price levels. Prices are forming a “base” at lower levels, from which to eventually see an upside “breakout.” Keep in mind that markets can also see a downside price breakout at what was perceived to be a basing area at lower levels.

A market “correction.”

When a market has seen a sustained price trend, it will make a shorter move in the opposite direction. This is called a correction, as odds favor the eventual resumption of the trending move.


“Locals.”

These individuals trade right out of the futures trading pits at the exchanges. They trade for their own accounts and are a needed function of pit trading because they provide the important market liquidity for better trade execution (fills).



Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Tuesday, January 20, 2009

Stock Stages

Iseng, saya baca lagi tentang Stock Market Stages. Sebagai trader, Anda pasti sudah tau bahwa saham mempunyai empat tahapan/siklus yang terus berulang (4 Stock Market Stages). Tapi tidak ada salahnya kita remind lagi.

Stock Stages terdiri dari:
Tahap 1 disebut juga tahap konsolidasi atau sideways
Tahap 2 disebut juga tahap uptrend/bullish
Tahap 3 selain disebut tahap konsolidasi/sideways lagi, juga disebut topping
Tahap 4 adalah tahap downtrend/bearish.

Keuntungan jika mengenali sedang di tahap berapa saham yang akan kita pilih adalah:

1. You want to stay in cash when a stock (or the market itself) is chopping around in a stage one.
2. In stage two you will want to be aggressively focusing on long positions.
3. In stage three you want to be in cash.
4. In stage four you want to be aggressively focusing on short positions.

Tapi ada satu masalah yaitu:
How do you know if a stock is consolidating or topping out?

Jawabannya adalah kita tidak tau! Kecuali: You just have to wait to see if it breaks above or below the pattern (atau Support dan Resistance) to really confirm one way or the other.

Maaf, contoh chart tidak dicopy... tapi kalau mau lihat contohnya ada di www.stockcharts.com

Hanya dengan cara itulah kita akan tau suatu saham sedang dalam tahap 3 memasuki tahap 4 atau masih melanjutkan tahap 2.

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Apa itu System Trading ?

What is System Trading?

by: Jim Wyckoff, Senior Analyst

There is a type of futures trading that is popular, but also about which some traders are unfamiliar. It's called "system trading." In this educational feature I will define system trading and detail the advantages and disadvantages of the methodology.

What is System Trading?


System trading (also known as mechanical trading systems) is the deployment of a well-defined and very strict set of criteria for trading a futures market or individual stock--including entry and exit points. The trading criteria for a particular trading system can include all kinds of technical indicators, chart patterns, volume, open interest, and even fundamental factors. There are all kinds of trading systems available for sale, and even more trading systems that have been developed by individual traders, for their own use.

The key tenet of a trading system is that strict signals are given for market entry and exit points, based on the parameters of the system. Most trading systems are computer-program based, due to the complex nature of most of the trading parameters. Indeed, trading systems can be highly complex and have dozens of parameters plugged into the system. Or, a trading system can be as simple as a moving- average "crossover" method that provides buy and sell signals with each moving average crossover.

Advantages of System Trading

A major advantage of system trading is that it takes the human emotion factor out of a trade. By strictly adhering to criteria built into a trading system, a trader cannot be swayed by such emotions as fear or greed "in the heat of battle" during the trade. Many veteran trading professionals argue that the major downfall of futures traders is their own emotions and lack of trading discipline. A trading system attempts to control both emotions and trading discipline.

Trading systems can be "back-tested" by running the trading system program through many years of previous price data for one or many markets. A trader may discover that his particular trading system works best in T-bonds or best in grains. When doing back-testing, a trader can refine the trading system's parameters to get what he or she feels is the very best trading system, based on past price history, and for various markets. This is what trading system advertisers and marketers call "hypothetical" trading results.

For some traders who are also computer programming "wonks" anyway, much of the enjoyment of a trading system is derived from designing it, actually building it and testing it -- before it is ever actually put through the paces of real-time trading.

Disadvantages of System Trading

There are at least a few significant disadvantages of the "system trading" methodology. A major drawback is the potential for severe drawdowns in one's trading account. Since many trading systems have a trader in the market -- either long or short -- all the time, then unexpected big price moves can be devastating to a system trader who does not have a bigger trading account.

Another disadvantage is the propensity for marketers to "hype" a trading system as generating immense profits, based on "hypothetical" results. For example, a trading system may be advertised as generating 300% profits over the past five years, based on hypothetical back-testing. What the marketers and advertising don't tell you is that the drawdowns on a trading account may have been so severe that the vast majority of traders would have been wiped out before the market ever turned around.

While mechanical trading systems attempt to eliminate the potentially negative human emotion factor, they also eliminate the very important "trader intuition" and experience tools that can be extremely valuable. While computer trading programs are very powerful and take into account many, many variables (as many as the developer wants to add), there is no substitute for the power of the human brain and its flexibility.

For comparison, my "toolbox" approach to trading means that I may use any and all trading tools available to me in any given trading situation. I'll use different trading tools for different trading circumstances. To program a trading system to have such flexibility would be extremely difficult, if not impossible.

Finally, I do get many inquiries regarding the use of trading systems by individual traders.
There is no single right answer regarding the viability of trading systems for individual traders. "Different strokes for different folks," as the saying goes. However, my universal response to those newer traders seeking out a trading system and who ask for my opinion on the matter is this: First, read some classic books on futures or stock trading tools and strategies. Learn and fully understand some of the basic trading tools and trading methods, which will likely be in some way incorporated into a trading system anyway.

Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share

Kebiadaban Tentara Israel

-----Original Message-----
From: Taufik
Sent: Thursday, January 15, 2009 6:46 PM
To: Milis : ekonomi nasional; milis : eramuslim; Milis : Syiar Islam;milis : Tarekat
Subject: [syiar-islam] Menu Sarapannya Anjing peliharaannya Israel.

Rupanya didalam medan pertempuran, ransum bagi anjing-anjing milik serdadu Israel tak pernah kekurangan pasokan 'nutrisi' yang bergizi tinggi. Balita bocah-bocah
Palestina diberondong peluru oleh tentara Israel, lalu serdadu Israel itu membiarkan
anjing-anjing pelacaknya menyantap tubuh bocah Paletina tersebut.

Apa perasaan yang dirasakan oleh orangtua melihat anaknya dijadikan makanan santapan anjing ?.

Mungkin sebagian dari kita bisa jadi tak akan mempercayainya, mungkin juga tak menjadikannya ngeri, bahkan boleh jadi tak akan membuatnya menjadi perduli. Mungkin
karena peristiwa ini terjadinya jauh dari tempat kehidupan kita, tanah Palestina berada di seberang lautan yang nun jauh disana, pun mereka bukan sanak kadang keluarga bagi sebagian dari kita. Apa perduli kita ditengah kegairahan kita dalam mengais sejumput rejeki demi segenggam berlian dan seonggok emas permata, mungkin begitulah kata hati kita membatinnya.

Tak usah terlalu resah karenanya, mungkin empati kita terhadap dongeng holocaust lebih menyentuh kalbu kita daripada orang-orang Muslim Palestina dibantai Yahudi Israel. Toh juga tak sedikit diantara kita yang lebih marah dan gemas serta kesal dalam soal disahkannya UU Anti Pornografi ketimbang soal Palestina ini. Mungkin juga urusan pencalegan DPR / DPD serta soal pencapresan lebih penting ketimbang mengurusi soal Palestina yang dari dulu memang sudah carut marut ini. Bisa jadi juga lebih asyik memimpin demo menentang dan mengutuk UU Anti Pornografi ketimbang ikut berdemo mengutuk kebiadaban Israel.

Kalaupun kita tak ikut mengutuk kebiadan Israel itupun juga tak sendiri. Ditengah atraksi kebiadaban Israel, masih ada kok yang sempat menulis pujian kepada Israel sembari menitipkan pesan bahwa... Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya...

Israel dan Palestina, sebuah drama penuh kengerian tentang bagaimana Yahudi Israel Laknatullah membantai bangsa Palestina dalam program genocide yang sistematik. Ia
meninggalkan sejuta tontonan menarik dalam layar televisi di ruang keluarga rumah kita, serta meninggalkan polemik dari para pemujanya maupun pembencinya.

Anda mau ikutan yang mana ?.

Wallahu'alambishshwab.

*****

" Oh, Tuhan !. Saya tidak pernah melihat pemandangan mengerikan seperti ini ",' kata Abu Aukal, sambil menangis tersedu. Abu Aukal adalah seorang dokter. Bertugas di bagian gawat darurat, dia telah terbiasa menangani korban terluka maupun tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza, dalam berbagai kondisi. Tapi, tidak untuk yang satu ini. Dia hampir tak memercayai apa yang dilihatnya.

Beberapa hari lalu, di kamp pengungsi Jabaliya, yang terletak di bagian utara Gaza City, tak jauh dari pintu perbatasan Erez, seorang bocah perempuan, Shahd (4 tahun),
sedang bermain di halaman belakang rumahnya.

Tiba-tiba, tentara Zionis Israel menyerang dan menembak membabi-buta. Bocah gemuk yang lucu itu bersimbah darah. Melihat anaknya tergeletak di lantai dengan kondisi
mengenaskan, kedua orang tuanya buru-buru mengulurkan tangan hendak meraihnya. Tapi, serdadu Israel mengusirnya dengan hujan peluru. Kedua orang tua itu pun meninggalkan tempat itu, sementara anaknya masih tertidur di sana: entah sedang sekarat, entah sudah tewas.

Rupanya tentara Israel yang selalu membawa anjing pelacak saat melakukan serangan darat ke Jalur Gaza, memang punya maksud tertentu dengan tindakannya itu. Jenazah Shahd sengaja dibiarkan tergeletak di halaman terbuka itu untuk (maaf) dijadikan santapan anjing.

'' Anjing-anjing itu meninggalkan satu bagian utuh tubuh bayi malang itu '', kata Abu Aukal, dengan air mata berderai, saat menuturkan cerita tragis itu, seperti
dikutip islamonline, kemarin.

''Kami melihat pemandangan memilukan selama 18 hari terakhir (agresi Israel). Kami mengangkat mayat anak-anak yang tercabik atau terbakar. Tapi, tak ada yang seperti
ini '', kata Abu Aukal.

Berhari-hari saudara Shahd, Matar, dan sepupunya, Muhammad, mencoba meraih tubuh gadis itu, tapi sia-sia. Lagi-lagi, tentara pendudukan Israel menggunakan bahasa
tembakan untuk mengusir kedua bocah itu.

Tapi, melihat tubuh Shahd yang terus dicabik anjing dari hari ke hari, Matar dan Muhammad tak tahan. Pada hari kelima, keduanya nekat mendekati tubuh Shahd yang masih
tersisa untuk membawanya pulang. Belum lagi keduanya meraih tubuh Shahd, tentara Israel menghujani dengan tembakan. Keduanya tewas. Omran Zayda, tetangga Shahd, menilai tentara Israel sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. '' Mereka (tentara Israel--Red) menghalau dan mencegah keluarga yang ingin mengambil mayat (Shahd), karena mengetahui anjing-anjing mereka akan memakannya '', katanya.

Apa yang terjadi pada Shahd, kata Zayda, tak bisa digambarkan dengan kata-kata, tidak pula rekayasa kamera.

'' Anda tidak akan pernah membayangkan apa yang telah dilakukan anjing-anjing itu kepada tubuh anak tak berdosa itu '', kata pria ini sambil menahan air matanya.
Zayda menambahkan, ''Mereka bukan hanya membunuh anak-anak kami. Mereka juga melakukan tindakan yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan ''.

Sejumlah orang Palestina meyakini apa yang terjadi pada Shahd bukanlah satu-satunya kasus mengerikan yang dilakukan tentara Israel kepada warga Palestina di Gaza.
Sebelumnya, menimpa keluarga Abu Rabu yang sedang mencoba menguburkan tiga anggota
keluarganya yang tewas, ketika tentara Israel secara tiba-tiba mencegah acara penguburan itu dengan berondongan peluru.

Saat keluarga yang sedang berduka itu menjauh, tentara Israel melepaskan anjing-anjing pelacaknya ke arah tubuh-tubuh itu.

Peristiwa ini juga terjadi di Jabaliya. '' Apa yang terjadi ini sangat mengerikan dan tak terbayangkan '', kata Saad Abu Rabu, salah satu anggota keluarga itu.

'' Anak-anak kami tewas di depan mata kami, tapi kami bahkan dicegah untuk menguburkan mereka. Orang-orang Israel melepaskan anjing-anjing ke arah tubuh-tubuh mereka, seakan yang mereka lakukan belum cukup '', katanya sambil menangis.

Masih di Jabaliya, harian terkemuka Israel, Haaretz, melaporkan seorang dokter Palestina, dr Issa Salah (28), dibunuh tentara Israel, Senin (12/1), ketika sedang menolong korban serangan Israel. Menurut Mizan -sebuah organisasi kemanusiaan di Gaza- saat itu Issa dan timnya memasuki gedung yang diserang misil Israel. Issa dan timnya masuk ke gedung itu sambil meminta yang selamat untuk meninggalkan gedung, sementara tim medis itu mencari mereka yang menjadi korban. Tapi, beberapa menit kemudian, sebuah helikopter kembali menembakkan misilnya ke gedung itu.

Issa pun tewas. Serangan itu juga menewaskan sejumlah wanita dan anak-anak. Tewasnya dr Issa membuat jumlah petugas medis yang dibunuh selama agresi Israel di Jalur Gaza menjadi tujuh orang. Selain itu, tiga rumah sakit dan empat klinik kesehatan juga dihancurkan oleh mesin-mesin perang Zionis.

Peristiwa kelam yang terjadi di Gaza memang memilukan. Tak ada lagi sejengkal pun tempat yang aman untuk berlindung dari kebuasan mesin-mesin perang Israel. Bahkan, Israel pun seolah tak lagi mempunyai hati untuk sekadar memberi perlakuan yang baik kepada orang-orang yang telah dibunuhnya.

Apa yang terjadi di Gaza, menurut pejabat senior United Nation Relief and Work Agency, John Ging, merupakan '' tes bagi kemanusiaan kita ''.

Kisah Sedih dari Jabaliya.
http://www.republika.co.id/koran/14/26154.html

*****

Setelah Dibunuh, Teroris Israel itu Membiarkan Anjing Memakannya, Biadab !. "Ya Allah, aku tidak pernah melihat pemandangan yang mengerikan seperti ini ", jerit Kayed Abu Aukal. Doktor emergency itu tak percaya dan tak tahu lagi kata-kata apalagi yang bisa diungkapkan untuk menggambarkan kekejian Israel. Dia tak percaya, dirinya sendiri telah melihat beberapa hari sekembalinya untuk melihat Jenazah balita Shahd.

Tubuh anak kecil perempuan yang berumur 4 tahun itu terkoyak-koyak dimakan anjing-anjing Israel. Shahd tewas dan telah menjadi syuhada cilik ketika peluru kendali Israel ditembakkan ke belakang rumahnya di Kamp Pengungsian Jabaliya sebelah Utara Jalur Gaza. Saat itu, gadis cilik yang lucu tersebut tengah bermain.

Orangtua Shahd mencoba menyelamatkan putri kesayangannya yang telah bersimbah darah itu. Ketika ia mencoba mengambil jasad Shahd, pasukan teroris Israel menghujaninya
dengan tembakan dari kejauhan.

Selama lima hari berkutnya jasad gadis balita itu telah terkoyak-koyak dirobek anjing yang dilepaskan oleh tentara Israel. "Anjing-anjing itu tidak menyisakan
satu bagian pun dari tubuh anak kecil itu ", kata Abu Aukal. " Kami telah melihat pemandangan yang menyayat hati selama 18 hari ini. Kami telah mengambil jasad anak-anak yang tubuhnya robek atau terbakar, tetapi belum pernah kami melihat hal seperti ini ". katanya lagi.

Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan anjing-anjing tentara Israel, saudara laki-laki Shahd bernama Matar dan sepupunya bernama Muhammad,
nekad mendekati jenazah Shahd. Keduanya pun dihujani peluru Israel sebelum keduanya dapat mencapai tubuh Shahd. Matar dan Muhammad pun menjadi syuhada, menambah daftar warga palestina yang syahid yang hingga hari ini telah mencapai 1.001 orang syahid sejak pembantaian 27 Desember lalu.

Sengaja.

Omran Zayda, seorang tetangga Shahd, mengatakan, orang Israel mengetahui apa yang mereka lakukan itu. " Mereka memburu keluarga Shahd dan mencegahnya untuk sampai ke
tubuh Shahd, dan mereka tahu bahwa anjing-anjing itu akan memakannya ", kata Zayda. " Mereka tidak hanya membunuh anak-anak kami, mereka sengaja melakukannya dengan cara yang paling kejam dan biadab ", Zayda mengatakan kata-katanya, bahkan kamera, tidak dapat menggambarkan pemandangan yang mengerikan itu.

" Kalian tidak akan pernah membayangkan apa yang telah dilakukan oleh anjing-anjing itu terhadap tubuh Shahd yang tak berdosa itu ", katanya sambil terisak-isak tak
tahan mencucurkan air matanya.

Sejumlah warga palestina mengungkapkan, apa yang menimpa Shahd bukanlah yang pertama. Banyak warga mereka mengalami hal yang sama dengan Shahd. Di Jabaliya, saat keluarga Abd Rabbu sedang memakamkan tiga anggota keluarganya yang telah syahid, pasukan biadab Israel menembaki mereka, kata saksi mata. Orang-orang pun berlarian mencari perlindungan dari tembakan brutal itu. Tentara-tentara Israel kemudian melepaskan anjing-anjingnya ke arah jenazah anggota keluarga Abdu Rabbu yang belum sempat dimakamkan itu. " Apa yang terjadi kemudian sangat mengerikan dan tidak
bisa dibayangkan ", kata Saad Abd Rabu, pamanya.

" Anak-anak kami tewas di depan mata kami dan kami dicegah untuk memakamkannya. Orang-orang Israel hanya melepaskan anjing-anjing mereka ke arah jenazah itu, bahkan
seakan-akan mereka tidak cukup dengan kekejaman yang telah mereka lakukan itu ", jeritnya.

Biadab.

Benar-benar biadab apa yang telah dilakukan oleh teroris Israel itu. Di tengah-tengah diamnya para tentara-tentara negeri-negeri Muslim, dengan leluasa penjajah Israel melakukan kebiadabannya. Bahkan kekejian di atas benar-benar biadab. Hingga hari ini para penguasa negeri-negeri Muslim masih diam bahkan bersekongkol dengan membiarkan pembantaan terus terjadi.

Media dunia yang dikuasai Israel, menggiring opini seolah-olah tindakan Israel itu wajar. Padahal, lihatlah betapa kekejaman mereka lebih dari serangan teroris yang tak
beradab. Bohong, jika teroris Israel itu hanya memburu Hamas. Yang terjadi adalah tindakan brutal dan biadab terhadap warga sipil yang kebanyakan mereka anak-anak kecil dan perempuan. Tak puas hanya membunuh warga Gaza, teroris Israel itu juga melepaskan anjing-anjingnya untuk memakan jenazah syuhada Gaza.

Biadab !.

Sampai kapan kebiadaban Israel ini terhenti ?. Lalu di manakah para pelindung anak-anak Palestina ?. Dimanakah tentara-tentara Muslim yang akan menyelamatkan anak-anak Gaza itu? Di manakah tentara-tetara negeri Islam yang akan menyelamatkan ayah dan ibu mereka ?. Di manakah Amir umat ini ?.

Sungguh hanya orang yang biadab saja, yang membiarkan Israel membantai Gaza. Lalu mereka menyibukkan diri dengan perundingan sementara mereka memiliki pasukan dan perlengkapan perang. Mereka enggan untuk menyelamatkan Gaza dengan mengerahkan pasukan yang akan menghancurkan penjajah Israel itu !. Nasionalisme dan cengkraman PBB telah membuat mereka diam.

Benar, hanya Khilafah saja yang akan menjaga dan melindungi kehormatan kaum Muslim. Tidak seperti hari ini, ketika Khilafah tidak ada, negeri-negeri kaum Muslim telah
disekat oleh batas semu nasionalisme. Sementara para penguasanya enggan untuk mengerahkan tentara mereka menyelamatkan anak-anak Gaza. Sampai kapan ?.

Setelah Dibunuh, Teroris Israel itu Membiarkan Anjing Memakannya, Biadab!.

http://syabab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=571:setelah-dibunuh-teroris-israel-itu-membiarkan-anjing-memakannya-biadab&catid=24:akhbar-dunia&Itemid=54http://www.google.co.id/search?hl=en&q=http://syabab.com/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D571:setelah-dibunuh-teroris-israel-itu-membiarkan-anjing-memakannya-biadab%26catid%3D24:akhbar-dunia%26Itemid%3D54&btnG=Google+Search&meta=&aq=f&oq=

*****

Tulisan Luthfi Assyaukanie : (ES: Setahu saya ini anggota Jaringan Islam Liberal?)

' Beberapa Catatan dari Israel ' .

Saya baru saja melakukan perjalanan ke Israel . Banyak hal berkesan yang saya dapatkan dari negeri itu, dari soal Kota Tua yang kecil namun penuh memori konflik dan darah, Tel Aviv yang cantik dan eksotis, hingga keramahan orang-orang Israel.

Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya.

Ketika transit di Singapore, seorang diplomat Israel mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Israel senang informalities dan cenderung rileks dalam bergaul. Saya tak
terlalu percaya dengan promosinya itu, karena yang muncul di benak saya adalah tank-tank Israel yang melindas anak-anak Palestina (seperti kerap ditayangkan oleh CNN and Aljazira). Tapi, sial, ucapan diplomat itu benar belaka. Dia bukan sedang berpromosi. Puluhan orang yang saya jumpai dari sekitar 15 lembaga yang berbeda menunjukkan bahwa orang-orang Israel memang senang dengan informalities dan cenderung
bersahabat.

Saya masih ingat dalam sebuah dinner, seorang rabbi mengeluarkan joke-joke terbaiknya tentang kegilaan orang Yahudi. Dia mengaku mengoleksi beberapa joke tapi kalah jauh dibandingkan Gus Dur yang katanya 'more jewish than me'.

Dalam jamuan lunch, seorang diplomat Israel berperilaku serupa, membuka hidangan dengan cerita jenaka tentang persaingan orang Yahudi dan orang Cina. Tentu saja,
informalities adalah satu bagian saja dari cerita tentang Israel . Pada satu sisi, manusia di negeri ini tak jauh beda dengan tetangganya yang Arab : hangat, humorous, dan bersahabat. Atau semua budaya Mediteranian memang seperti itu ?.

Tapi, pada sisi lain, dan ini yang membedakannya dari orang-orang Arab : kecerdasan orang-orang Israel di atas rata-rata manusia. Ini bukan sekadar mitos yang biasa
kita dengar. Setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel .

Kecerdasan itu seperti kecantikan. Ia memancar dengan sendirinya ketika kita bergaul dengan seseorang. Tidak yang laki-laki, tidak yang perempuan, semua orang Israel yang saya ajak bicara memancarkan kesan itu. Patutlah bahwa sebagian peraih nobel dan ilmuwan sosial besar adalah orang-orang Yahudi.

Yang membuat saya terkesima adalah bahwa orang-orang Israel, paling tidak para pejabat, pemikir, budayawan, diplomat, penulis, dan profesional, yang saya jumpai,
semuanya lancar dan fasih berbahasa Arab. Mereka senang sekali mengetahui bahwa saya bisa berbahasa Arab. Berbahasa Arab semakin membuat kami merasa akrab. Belakangan baru saya ketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasa formal/resmi Israel . Orang Israel boleh menggunakan dua bahasa, Ibrani dan Arab, di parlemen, ruang pengadilan, dan tempat-tempat resmi lainnya.

Kebijakan resmi pemerintah Israel ini tentu saja sangat cerdas, bukan sekadar mengakomodir 20 persen warga Arab yang bermukim di Israel.

Dengan menguasai bahasa Arab, orang-orang Israel telah memecah sebuah barrier untuk menguasai orang-orang Arab. Sebaliknya, orang-orang Arab tak mengerti apa yang
sedang dibicarakan di Israel, karena bahasa Ibrani adalah bahasa asing yang bukan hanya tak dipelajari, tapi juga dibenci dan dimusuhi. Orang-orang Israel bisa bebas menikmati televisi, radio, dan surat kabar dari Arab (semua informasi yang disampaikan dalam bahasa Arab), sementara tidak demikian dengan bangsa Arab.

Bahwa Israel adalah orang-orang yang serius dan keras, benar, jika kita melihatnya di airport dan kantor imigrasi. Mereka memang harus melakukan tugasnya dengan benar. Di tempat2 strategis seperti itu, mereka memang harus serius dan tegas, kalau tidak bagaimana jadinya negeri mereka, yang diincar dari delapan penjuru angin oleh musuh-musuhnya.

Saya sangat bisa memahami ketegasan mereka di airport dan kantor-kantor imigrasi (termasuk kedubes dan urusan visa). Israel dibangun dari sepotong tanah yang tandus.

Setelah 60 tahun merdeka, negeri ini menjadi sebuah surga di Timur Tengah. Lihatlah Tel Aviv, jalan-jalannya seperti avenues di New York atau Sydney . Sepanjang
pantainya mengingatkan saya pada Seattle atau Queensland . Sistem irigasi Israel adalah yang terbaik di dunia, karena mampu menyuplai jumlah air yang terbatas ke ribuan hektar taman dan pepohonan di sepanjang jalan.

Bangsa Israel akan membela setiap jengkal tanah mereka, bukan karena ada memori holocaust yang membuat mereka terpacu untuk memiliki sebuah negeri yang berdaulat, tapi karena mereka betul-betul bekerja keras menyulap ciptaan Tuhan yang kasar menjadi indah dan nyaman didiami.

Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah. Setiap melihat keindahan di Israel , saya teringat sajak Iqbal :

Engkau ciptakan gulita
Aku ciptakan pelita
Engkau ciptakan tanah
Aku ciptakan gerabah

Dalam Taurat disebutkan, Jacob (Ya'kub) adalah satu-satunya Nabi yang berani menantang Tuhan untuk bergulat. Karena bergulat dengan Tuhan itulah, nama Israel (Isra-EL, orang yang bergulat dengan Tuhan) disematkan kepada Jacob. Di Tel Aviv, saya menyaksikan bahwa Israel menang telak bergulat dengan Tuhan.

Orang-orang Israel akan membela setiap jengkal tanah yang mereka sulap dari bumi yang tandus menjadi sepotong surga. Bahwa mereka punya alasan historis untuk
melakukan itu, itu adalah hal lain.

Pembangunan bangsa, seperti kata Benedict Anderson, tak banyak terkait dengan masa silam, ia lebih banyak terkait dengan kesadaran untuk menyatukan sebuah komunitas.
Bangsa Yahudi, lewat doktrin Zionisme, telah melakukan itu dengan baik.

Melihat indahnya Tel Aviv, teman saya dari Singapore membisiki saya : " orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga
oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini ? ".

Problem besar orang-orang Arab, sejak 1948 adalah bahwa mereka tak bisa menerima 'two state solution', meski itu adalah satu-satunya pilihan yang realistik sampai
sekarang.

Jika saja orag-orang Palestina dulu mau menerima klausul itu, mungkin cerita Timur Tengah akan lain, mungkin tak akan ada terorisme Islam seperti kita lihat sekarang,
mungkin tak akan ada 9/11, mungkin nasib umat Islam lebih baik.

Bagi orang-orang Arab, Palestina adalah satu, yang tak bisa dipisah-pisah. Bagi orang-orang Israel , orang-orang Palestina tak tahu diri dan angkuh dalam kelemahan.

Sekarang saya mau cerita sedikit tentang Kota Tua Jerussalem, tentang al-Aqsa, dan pengalaman saya berada di sana .

Percaya atau tidak, Kota Tua tidak seperti yang saya bayangkan. Ia hanyalah sekerat ladang yang berada persis di tengah lembah. Ukurannya tak lebih dari pasar Tanah
Abang lama atau Terminal Pulo Gadung sebelum direnovasi.

Tentu saja, sepanjang sejarahnya, ada perluasan-perluasan yang membentuknya seperti sekarang ini. Tapi, jangan bayangkan ia seperti Istanbul di Turki atau Muenster di
Jerman yang mini namun memancarkan keindahan dari kontur tanahnya. Kota Tua Jerussalem hanyalah sebongkah tanah yang tak rata dan sama sekali buruk, dari sisi manapun ia dilihat.

Sebelum menuruni tangga ke sana , saya sempat melihat Kota Tua dari atas bukit. Heran seribu heran, mengapa tempat kecil yang sama sekali tak menarik itu begitu
besar gravitasinya, menjadi ajang persaingan dan pertikaian ribuan tahun.

Saya berandai-andai, jika tak ada Golgota, jika tak ada Kuil Sulayman, dan jika tak ada Qubbah Sakhra, Kota Tua hanyalah sebuah tempat kecil yang tak menarik.

Berada di atas Kota Tua, saya terbayang Musa, Yesus, Umar, Solahuddin al-Ayyubi, Richard the Lion Heart, the Templer, dan para penziarah Eropa yang berbulan-bulan
menyabung nyawa hanya untuk menyaksikan makam, kuburan, dan salib-salib. Agama memang tidak masuk akal.

Oleh Guide kami, saya diberitahu bahwa Kota Tua adalah bagian dari Jerussalem Timur yang dikuasai Kerajaan Yordan sebelum perang 1967. Setelah 1967, Kota Tua menjadi
bagian dari Israel . "Dulu", katanya, "ada tembok tinggi yang membelah Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat. Persis seperti Tembok Berlin . Namun, setelah 1967, Jerussalem menjadi satu kembali".

Yang membuat saya tertegun bukan cerita itu, tapi pemandangan kontras beda antara Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat dilihat dari ketinggian. Jerussalem Timur
gersang dan kerontang, Jerussalem Barat hijau dan asri. Jerussalem Timur dihuni oleh sebagian besar Arab-Muslim, sedangkan Jerussalem Barat oleh orang-orang Yahudi.

Saya protes kepada Guide itu, " Mengapa itu bisa terjadi, mengapa pemerintah Israel membiarkan diskriminasi itu ?". Dengan senyum sambil melontarkan sepatah dua patah
bahasa Arab, ibu cantik itu menjelaskan : " ya akhi ya habibi, kedua neighborhood itu adalah milik privat, tak ada urusannya dengan pemerintah. Beda orang-orang Yahudi dan Arab adalah, yang pertama suka sekali menanam banyak jenis pohon di taman rumah mereka, sedang yang kedua tidak. Itulah yang bisa kita pandang dari sini, mengapa Jerussalem Barat hijau dan Jerussalem Timur gersang ".

Dough !, saya jadi ingat Bernard Lewis : " What went wrong ? ". Ada banyak pertanyaan 'what went wrong' setiap kali saya menyusuri tempat-tempat di Kota Tua.

Guess what ?. Kota Tua dibagi kepada empat perkampungan (quarter) : Muslim, Yahudi, Kristen, dan Armenia . Pembagian ini sudah ada sejak zaman Salahuddin al-Ayyubi.

Menelusuri perkampungan Yahudi sangat asri, penuh dengan kafe dan tempat-tempat nongkrong yang cozy. Begitu juga kurang lebih dengan perkampungan Kristen dan Armenia .. Tibalah saya masuk ke perkampungan Muslim. Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk.

Jika pertokoan di quarter Kristen tertata rapi, di quarter Muslim, tampak tak terurus. Ketika saya belanja di sana , saya hampir tertipu soal pengembalian uang. Saya sadar, quarter Muslim bukan hanya kotor, tapi pedagangnya juga punya hasrat menipu.

Namun, di antara pengalaman tak mengenakkan selama berada di perkampungan Islam adalah pengalaman masuk ke pekarangan al-Aqsa (mereka menyebutnya Haram al-Syarif).

Ini adalah kebodohan umat Islam yang tak tertanggulangi, yang berasal dari sebuah teologi abad kegelapan. You know what ?. Saya dengan bebasnya bisa masuk ke
sinagog, merayu tuhan di tembok ratapan, dan keluar-masuk gereja, tanpa pertanyaan dan tak ada penjagaan sama sekali. Tapi begitu masuk wilayah Haram al-Syarif, dua penjaga berseragam tentara Yordania dengan senjata otomatis, diapit seorang syeikh berbaju Arab, menghadang, dan mengetes setiap penziarah yang akan masuk.

Pertanyaan pertama yang mereka ajukan : " enta Muslim (apakah kamu Muslim) ? ". Jika Anda jawab ya, ada pertanyaan kedua : " iqra al-fatihah (tolong baca Al-fatihah)

". Kalau hafal Anda lulus, dan bisa masuk, kalau tidak jangan harap bisa masuk. Saya ingin meledak menghadapi mereka. Saya langsung nyerocos saja dengan bahasa Arab, yang membuat mereka tersenyum, " kaffi, kaffi, ba'rif enta muslim (cukup, cukup, saya tahu Anda Muslim) ".

Saya ingin meledak menyaksikan ini karena untuk kesekian kalinya kaum Muslim mempertontonkan kedunguan mereka. Kota Tua adalah wilayah turisme dan bukan sekadar soal agama. Para petinggi Yahudi dan Kristen rupanya menyadari itu, dan karenanya mereka tak keberatan jika semua pengunjung, tanpa kecuali, boleh mendatangi rumah-rumah suci mereka.

Tapi para petinggi Islam rupanya tetap saja bebal dan senang dengan rasa superioritas mereka (yang sebetulnya juga tak ada gunanya). Akibat screening yang begitu keras, hanya sedikit orang yang berminat masuk Haram al-Syarif. Ketika saya shalat Maghrib di Aqsa, hanya ada dua saf, itupun tak penuh. Menyedihkan sekali, padahal ukuran Aqsa dengan seluruh latarnya termasuk Qubbat al-Shakhra sama besarnya
dengan masjid Nabawi di Madinah. Rumah tuhan ini begitu sepi dari pengunjung.

Tentu saja, alasan penjaga Aqsa itu adalah karena orang-orang non-Muslim haram masuk wilayah mesjid. Bahkan orang yang mengaku Muslim tapi tak pandai membaca al-Fatihah tak layak dianggap Muslim. Para penjaga itu menganggap non-Muslim adalah najis yang tak boleh mendekati rumah Allah.

Saya tak bisa lagi berpikir. Sore itu, ingin saya kembali ke tembok ratapan, protes kepada Tuhan, mengapa anak bontotnya begitu dimanja dengan kebodohan yang tak masuk
akal.

*****

Tulisan Abdillah Toha menanggapi tulisannya Luthfi Assyaukanie:

Bung Luthfie yang baik. Membaca catatan anda, saya juga terkesima. Bukan dengan Israel , tetapi dengan catatan itu. Betapa seorang yang berpendidikan tinggi seperti
anda bisa membuat tulisan dan kesimpulan yang berbau propaganda setelah hanya beberapa hari (?) berkunjung ke Israel , atas undangan dan kebaikan mereka, Sampai-sampai anda meratap di tembok ratapan Yahudi.

Seingat saya, saya belum pernah membaca tulisan yang begitu memuja dan memuji Israel seperti tulisan anda ini, termasuk tulisan orang Israel yang mendukung Zionisme.

Kenapa saya sebut propaganda ?. Karena sebuah tulisan yang memuja dan memuji ditambah mengecam lawannya, seolah-olah tak ada aspek negatif dari subyek yang dipuji dan tak ada aspek positif dari yang dikecam, adalah sebuah propaganda.

Propaganda ini cukup berhasil, melihat komentar-komentar di halaman Facebook anda.

Namun, menurut saya, proaganda ini kurang cerdas karena orang langsung akan dapat menilai demikian. Seharusnya, anda bisa lebih cerdas dengan 'pura-pura' sedikit
mengeritik Israel agar lebih kelihatan obyektif.

Pertama saya harus jelaskan lebih dahulu bahwa saya dan kita semua harus membedakan antara orang Yahudi dan negara Israel . Tidak semua Yahudi mendukung Zionisme Israel
dan sayapun punya cukup banyak kawan Yahudi yang sangat kritis terhadap Israel . Bahkan belum lama ini saya sempat bertemu dengan beberapa Rabbi Yahudi yang mengatakan bahwa pembentukan negara Israel itu bertentangan dengan buku suci mereka. Kita tidak boleh memusuhi Yahudi atau ras apapun, tetapi sikap mendukung
negara Israel berarti mendukung kebiadaban modern dan satu-satunya penjajah yang tersisa di abad ke 21 ini (kecuali bila kita masukkan pendudukan AS atas Iraq dan
Afghanistan ) .

Saya tidak ingin berpanjang-panjang membahas soal ini, tapi bila anda ingin membaca
tulisan-tulisan (termasuk oleh beberapa orang Yahudi seperti Dr Finkelstein dsb.) tentang pelanggaran, kebrutalan dan kekejaman Israel, dengan senang hati akan saya kirimkan.

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang
Palestina. Anda katakan " Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah ". Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina.

Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip : "orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh
orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini ? ". Orang ini pasti belum pernah ke Saudi, Kuwait , Dubai , Turki dll. Atau anda yang sudah pernah kesana mungkin begitu terkesima oleh Israel sehingga lupa di negara-negara Arab yang merdeka mereka juga tidak kalah bisa membangun negerinya yang berpadang pasir. Bagaimana Palestina mau membangun kalau tiap hari di bom, diserang, digusur, dibatasi geraknya dengan ratusan chek points dan di blokade. Atau mungkin anda tidak diajak oleh pengundang anda ke kawasan-kawasan itu. atau anda tidak berpikir perlu menyempatkan melihat kesengsaraan warga Gaza yang diblokir oleh Israel .

Anda katakan " setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah
bisa menandingi Israel ".

Saya kira anda harus lebih banyak membaca, bung Lutfhi. Perang Yom Kipur, terusirnya tentara Israel dua kali dari Lebanon (terakhir Juli 2006) adalah sebagian
rentetan fakta kekalahan-kekalahan Israel .

Diluar itu, ketidak mampuan Palestina dan Arab mengusir Israel dari tanah yang didudukinya sampai sekarang bukan karena 'kecerdasan' orang Israel tetapi nyata-nyata
dukungan satu-satunya negara adi daya di dunia yang menjadikan militer Israel sebagai militer nomor tiga terkuat di dunia saat ini. Pejuang Palestina hanya bisa melawan dengan batu dan roket primitif rakitan sendiri.

Yang dihadapai bangsa Arab itu sebenarnya Amerika, bukan sekadar Israel. Saatnya akan tiba ketika semua kekuatan zalim ini akan punah. Tanda-tanda itu sudah mulai
tampak dengan adanya krisis global saat ini dan gagalnya misi Amerika di Iraq dan
Afghanistan.

Bung Luthfi, saya tidak menutup mata terhadap kekurangan dan kebangrutan moral banyak negara Arab yang otoriter dan korup. Inilah salah satu sebab utama 'kekalahan' Arab terhadap Israel karena mereka tidak menjalankan kebijakan yang merepresentasikan kehendak rakyatnya. Karenanya, ketika Sayyid Hasan Nasrullah dengan Hizbullahnya berhasil mengusir Israel dari tanah Lebanon untuk yang kedua kalinya, beliau menjadi pahlawan dan manusia terpopuler dikalangan rakyat Arab.

Tetapi saya juga tidak akan menggambarkan orang-orang Arab (muslim) Israel yang tinggal di kampung-kampung kumuh dan membandingkannya dengan hunian orang Yahudi
dengan mengatakan "Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk" tanpa mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang miskin dan terpinggirkan disana.

Bukankah lorong-lorong orang miskin selalu demikian dimana-mana ?. Dan tahukah kenapa warga negara Arab muslim di Israel ini miskin dan terpinggirkan ?. Karena
mereka adalah warga yang memang dipinggirkan dan di diskriminasi.

Orang-orang Arab warga Israel harus membayar pajak lebih tinggi dari warga Yahudi karena mereka tidak (boleh/qualified) , menjadi anggota militer dan bentuk diskriminasi lain [http://www.jfjfp. org/factsheets/ arabsinisrael. htm.
http://www.washingt onpost.com/wp-dyn/content/article/2007/ 12/19/AR20071219 02681_pf. html ],karyawan yang menggunakan bahasa Arab bisa dipecat [http://weekly. ahram.org. eg/2004/680/re104.htm ], dalam pendidikan mereka juga di diskriminasi [http://www.hrw. org/legacy/ reports/2001/israel2/ ], warga Arab Israel banyak yang dibunuh dan diperlakukan dengan semena-mena [http://files.tikkun.org/current/article. php/200810070445 18248 ], dan seterusnya.

Anda boleh lihat ratusan laporan berbagai organisasi Human Rights lainnya tentang hal ini. Sebagai negara yang digembar gemborkan demokrasi ditengah-tengah toriterianisme dunia Arab, mereka telah memperlakukan demokrasi dengan standar ganda.

Saya kira semua yang saya sampaikan ini bukanlah hal baru. Hanya saja, entah kenapa, anda memilih menutup mata dan hati bagi situasi yang demikian. Atau mungkin karena
anda mempunyai agenda tertentu dalam rangka me- 'liberal' -kan" Islam ?.

Wallahualam.

Celoteh Antek Teroris Israel Dibungkam Anggota Dewan.
http://www.warnaislam.com/berita/dunia/2009/1/6/58440/Celoteh_Antek_Teroris_Israel_Dibungkam_Anggota_Dewan.htm


*****



Hati-hati dalam memilih saham, selalu recek dengan chart Anda, pilih yang cocok saja dan jangan lupa MM dipasang di Trading Plan serta Be Discipline.

Semoga bermanfaat.
ES
Investasikan Dunia Mu Untuk Akherat Mu
DISCLAIMER ON Share